Targetlink.id- Berkaitan dengan fenomena astronomi, Kementerian Agama (Kemenag RI) mengimbau agar muslim mengerjakan sholat gerhana bulan atau yang biasa disebut sholat khusuf. Hal ini sesuai dengan anjuran Rasulullah SAW dalam hadits berikut,
“Apabila kalian melihat gerhana maka shalatlah sebagaimana shalat fardhu yang biasa kalian kerjakan.” (HR Ahmad dan Nasa’i).
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah sholat, dan bersedekahlah.” (HR Bukhari).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Hukum dari shalat gerhana ialah sunnah muakkadah, bagi pria maupun wanita. Shalat ini paling utama dilaksanakan secara berjamaah, sebagaimana dikatakan dalam buku Al Wajiz Fiqh As-sunnah Sayyid Sabiq oleh Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi terjemahan Tirmidzi, Futuhal Arifin dan Farhan Kurniawan.
Menurut buku Panduan Muslim Sehari-hari susunan M Hamdan Rasyid, sholat gerhana bulan bisa dikerjakan sejak munculnya gerhana. Amalan tersebut bisa dilakukan selama gerhana masih berlangsung hingga bulan kembali normal seperti semula.
Mengacu pada informasi BMKG, gerhana bulan akan berlangsung pada Minggu, 7 September 2025 sejak pukul 22.26 WIB hingga 03.56 WIB keesokan harinya. Sementara itu, puncak gerhana bulan total diperkirakan terjadi pada 01.11 WIB.
Artinya, sholat gerhana bulan dapat dikerjakan mulai Minggu, 7 September 2025 pukul 22.26 WIB hingga Senin, 8 September 2025 dini hari sekitar pukul 03.56 WIB.
Niat dan Tata Cara Sholat Gerhana Bulan
Berikut niat dan tata cara sholat gerhana bulan seperti dikutip dari buku Panduan Shalat Rasulullah sesuai Sunnah karya Imam Abu Wafa.
1. Membaca niat yang dilafalkan sebagai berikut:
أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامً/مَأمُومًا لله تَعَالَى
Ushallî sunnatal khusûf rak’ataini imâman/makmûman lillâhi ta’âlâ
Artinya: “Saya sholat sunnah gerhana Bulan dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah SWT,”
2. Takbiratul ihram seperti sholat biasa
3. Membaca doa iftitah dan taawudz, lalu dilanjutkan dengan surah Al Fatihah dan membaca surah panjang seperti Al Baqarah sambil mengeraskan suara, bukan lirih
4. Rukuk sambil memanjangkannya
5. Bangkit dari rukuk (i’tidal) sambil mengucap “Sami’allahu liman hamidah, rabbana wa lakal hamd,”
6. Setelah i’tidal melanjutkan baca surah Al Fatihah dan surah panjang, jangan langsung sujud. Berdiri yang kedua lebih singkat dari yang pertama
7. Selanjutnya, rukuk kembali (rukuk kedua) yang durasinya lebih pendek dari rukuk sebelumnya
8. Bangkit dari rukuk
9. Sujud dengan durasi sebagaimana rukuk, kemudian duduk di antara dua sujud dan sujud kembali
10. Bangkit dari sujud dan mengerjakan rakaat kedua seperti rakaat pertama, namun bacaan dan gerakannya lebih singkat
11. Salam
Sumber Berita : Detik Hikmah