Targetlink.id– Buya Hamka, sosok tokoh, politikus, pelopor, penulis, dosen dan pendakwah.
Dalam kehidupannya ada sisi kepahitan yakni tentang trauma perceraian orang tuanya saat ia masih berusia remaja.
Hamka memiliki kebencian mendalam pada ayahnya karena perceraian. Namun, ia luluh dan belajar memaafkan setelah mendapat nasihat dari sang ayah dengan kata “Obati lah hati ayahmu yang letih ini”.
Meski menghadapi penderitaan itu Buya Hamka bangkit dengan sikap memaafkan, berdamai dengan diri sendiri, dan memanfaatkan pengalaman tersebut untuk mengobati jiwa dan menghasilkan karya besar seperti Tafsir al-Azhar.
Ia tuduh membuat perencanaan pembunuhan terhadap Sukarno. Tapi ini hanya isu mengada ngada dan tidak pernah terbukti benar, namun Hamka harus menanggungnya.
Ia damai dengan diri sendiri, kebangkitan dan karyanya, Buya hamka memberikan teladan pentingnya untuk memaafkan orang lain.
Selain itu dirinya memiliki Karya besar dalam Penjara yang tak peduli dengan tekanan dan siksaan, Hamka justru menyelesaikan karya besarnya dan menunjukkan kekuatan jiwa yang gigih.
Keteguhan dan perjuangan inilah Buya Hamka memilih jalan perjuangan dan merelakan kebahagiaan pribadinya demi generasi mendatang agar mereka tidak hidup dalam penderitaan seperti yang ia alami.
Penulis : Liya