Sungai Penuh, TargetLink.id – Keharuan menyelimuti kediaman Nenek Wakiyah (90), warga Desa Pinggir Air, Kecamatan Kumun Debai Kota Sungai Penuh, Provinsi Jambi.
Selasa, 29 Juli 2025 rombongan Ketua TP.PKK Kota Sungai Penuh, Sri Kartini Alfin,S.Kep.,NS didampingi Wakil Ketua, Mawarti Azhar dan Pokja 3, Firna Dianda menyambangi Nenek Wakiyah dan disambut haru oleh anak kandung nenek Wakiyah, Nasrul (70).
Dalam kunjungannya, Sri Kartini Alfin menyerahkan bantuan berupa pakaian, Kain, Sembako, Biscuit serta Susu untuk membantu meringankan kebutuhan sehari hari Nenek Wakiyah.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Momen penuh empati itu semakin mengharukan ketika Nasrul menangis saat menerima bantuan yang diserahkan langsung oleh Ketua TP.PKK, Sri Kartini Alfin dan Wakil Ketua, Mawarti Azhar.
Ia tak kuasa menahan tangis karena melihat begitu besar perhatian yang telah diberikan kepada ibunya.
Turut Hadir dalam kegiatan tersebut, Kades Air Pinggir, Mat Nazir, Kadis Sosial, Kadis Ketahanan Pangan, H.Suarman, TKSK Kota Sungai Penuh bersama sejumlah warga yang menyambut ramah dan ikut merasakan kepedihan kondisi keluarga lansia tersebut.
Ketua TP.PKK Sri Kartini Alfin dalam kesempatan itu menghimbau warga sekitar untuk lebih peduli terhadap Nenek Wakiyah. Ia menegaskan bahwa dalam situasi seperti ini, tetangga menjadi keluarga terdekat yang diharapkan dapat membantu dan merawat secara bergantian.
“Kami minta agar tetangga bisa ikut membantu menjaga dan memperhatikan Nenek Wakiyah, Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga bentuk kepedulian sosial kita bersama,” ujar Sri Kartini
Tak hanya itu, ia juga meminta kepada pihak tenaga medis dan perawat di wilayah setempat untuk melakukan pemeriksaan rutin terhadap kesehatan Nenek Wakiyah dan Nasrul, guna memastikan kondisi fisik dan kesehatannya tetap terpantau.
TP.PKK Kota Sungai Penuh berkomitmen untuk terus hadir di tengah tengah masyarakat, terutama bagi mereka yang terlupakan dan hidup dalam keterbatasan.
Sebagai informasi, Wakiyah (90) seorang nenek renta hidup dalam kondisi sangat memprihatinkan. Diusia senjanya, ia sudah tidak mampu berjalan dan hanya bisa terbaring atau duduk dengan bantuan anak kandungnya, Nasrul (70), yang juga memiliki keterbatasan fisik yakni gangguan pendengaran.
Mereka tinggal disebuah rumah kecil yang jauh dari kata layak, tanpa ventilasi memadai dan tidur hanya beralaskan kasur tipis dilantai.
Yang lebih memilukan, karena kondisi fisiknya yang semakin menurun, Nenek Wakiyah kerap buang air kecil dan besar diatas tempat tidur. Ia juga menolak menggunakan popok dewasa (pampers) sehingga kondisi tempat tidur dan kebersihan didalam rumah menjadi memprihatinkan.
Nasrul anak kandungnya yang selama ini merawat seorang diri juga kesulitan secara fisik dan ekonomi, dirinya tidak mampu untuk merawat ibunya dengan layak. (Liya)