Annisa seorang wanita muda dari keluarga pesantren tradisional yang gelisah dengan aturan patriarkal.
Annisa merasa kebebasannya terbatasi, dan dia berusaha melawan norma yang sering dianggap membatasi perempuan.
Menunjukkan perjalanan dari Annisa mengeksplorasi identitas dan hak-haknya sebagai wanita.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Setelah menikahi Samsudin yang kasar, Annisa menemukan kekuatan dalam dirinya untuk melawan ketidakadilan yang dia alami.
Anisa menemukan harapan dan dukungan dari Khudori, seorang pria yang menginspirasinya untuk berpikir lebih terbuka.
Dalam perjalanan yang emosional menampilkan cinta dan perjuangan seorang wanita untuk menentukan masa depannya sendiri.
Melalui konflik batin dan perjuangan melawan dogma, film ini menyampaikan pesan penting tentang keseimbangan antara tradisi dan kebebasan pribadi.
Film ini membawa penonton untuk merenungkan makna keadilan, hak, dan kekuatan spiritual.
Sutradara Hanung Bramantyo menghadirkan narasi yang mendalam dan menggugah hati.
1. Revalina S. Temat sebagai Annisa
Seorang wanita muda dari keluarga pesantren konservatif yang berjuang melawan patriarki. Perjalanan hidupnya penuh tantangan saat ia mencoba menemukan kebebasan dan haknya sebagai seorang wanita.
2. Oka Antara sebagai Khudori
Seorang pria bijak yang mendukung Annisa di saat sulit. Khudori berpikiran terbuka, selalu memberi Annisa harapan dan inspirasi untuk menjalani kehidupan lebih bebas dan bermakna.
3. Reza Rahadian sebagai Samsudin
Suami Annisa yang keras dan kasar. Samsudin adalah simbol dari patriarki toxic yang menjadi tantangan besar bagi Annisa dalam mempertahankan martabat dan kebebasannya.
4. Widyawati sebagai Ibu Annisa
Karakternya menggambarkan dilema seorang ibu dalam mendukung perubahan atau mematuhi adat.
5. Joshua Pandelaki sebagai Kyai Hanan
Ayah Annisa, seorang pemimpin pesantren yang memegang teguh nilai-nilai tradisional. Dia menghadapi tantangan antara menjaga tradisi dan memahami keinginan Annisa untuk kebebasan.
6. El Manik sebagai Abu Samsudin
Ayah Samsudin yang mendukung aturan patriarkal dalam pesantren. Karakternya memperlihatkan sikap konservatif yang menjadi penghambat reformasi tradisi di lingkungan pesantren.
7. Ida Leman sebagai Nyai Hanan
Karakternya memiliki kepribadian yang lebih tenang berpegang teguh pada norma-norma tradisi pesantren.
8. Dewi Irawan sebagai Ibu Khudori
Ibu Khudori yang bijaksana dan pengertian. Karakter ini berfungsi sebagai pendukung bagi pengembangan diri Annisa dalam perjalanan spiritual dan emosionalnya.
Sumber Berita : Kapan Lagi.com